"Engga!"
"Iya!"
"Ih, orang ini tuh begini, begini, begini, begini yaa. tuh engga kan?"
"Mana ada, nih buktinya. lalalaalalallalalalalala.'
"Ih ngeyel deh kamu, ngeselin pengen aku jitak deh."
"Kamu yang ngeselin gak percaya sama aku. ih gitu banget sih"
"Bukan gitu. tuh liat buktinya."
"Kamu yang liat noh buktinya."
STOP! parahlah kalian, gak tau apa badan aku teh berteriak-teriak, menjerit-jerit minta tolong. "ISTIRAHAAT, ISTIRAHATKAAN KAMII."
Sumpah ini parah, as if aku teh lagi di demo ribuan buruh yang nuntut kenaikan UMR.
Allah, aku teh lagi gak bisa sholat. Jadi ini surat khusus untuk-Mu :
"Ya Allah, aku mohon.. buang semua yang tidak berguna ini. Kau Maha mengetahui bahwa aku ini siapa, kenapa dan untuk apa berada di sini. Aku mohon ya Allah.. Aku berlindung dari kejahatan segala makhluk juga kejahatan atas pikiranku sendiri. Pikiran yang membunuh ini, tolong hapuskan ini dari ingatanku. Ini sangat mengganggu aku ya Allah. Jujur, aku pasrahkan ini kepada-Mu.
Ya Allah, jadikan hati ini senantiasa lapang dada dan ikhlas dalam segala hal, jadikan juga pikiran ini senantiasa jernih dalam berpikir. Aku tidak sanggup memaksa mereka untuk menjadi "sepakat". Hanya Engkau yang mampu menjadikannya akur.
Ya Allah, buang racun itu dalam hati dan pikiran ini. Hal dasarnya, Kau mengetahui bahwa ini sangat merisaukan aku. Tuhan Maha pembolak-balik hati.. Biarkan aku menjadi tenang dan jernih dalam menggapai cita. Bantu hamba-Mu ini dalam mengabaikannya.
Ya Allah, hidupku hanya satu kali dan aku ini merupakan satu-satunya harapan kedua orang tuaku. Oleh karenanya, Aku berlindung dari segala penyesalan di kemudian hari. Mohon bimbing aku dalam memanfaatkan masa keemasan ini. Kau paling mengetahui bahwa aku hanya memiliki SATU kesempatan saja.
Ya Allah, jadikanlah aku menjadi pribadi yang kuat dan sabar dalam menjalani proses pendewasaan ini. Jadikanlah aku seseorang yang memiliki hati yang kuat, ikhlas, dan sabar. Tancapkan akar itu jauh di dalam hatiku ya Allah..
Ya Allah, ampuni dosaku, dosa kedua orang tuaku, sayangilah beliau berdua, sebagaimana beliau berdua menyayangiku saat dulu dan sekarang ini dan selamanya. Kau titipkan masa depan mereka di bahuku, dengan kedua kakiku, dengan kedua tanganku, dan dengan keringatku. Aku pun begitu, aku titipkan masa depan hati dan pikiranku pada-Mu. Jadikan mereka berdua penuntunku dalam mewujudkan semua cita dan anganku.
Ya Allah, aku mohon. Kabulkanlah do'a hamba-Mu ini..
Aku mengetahui dengan pasti ya Allah,
sebagai seorang anak, aku tidak sebaik-baik Fatimah Az-Zahra,
sebagai seorang wanita, aku tidak sebaik-baik Khadijah r.a atau Aisyah binti Abu Bakar,
Aku ini hanyalah wanita muda asal Cirebon, anaknya Bapak Rusyanto dan Ibu Tuti yang selalu berusaha untuk membahagiakan kedua orang tuanya dengan belajar menjadi sholeha. Sudah hanya itu saja ya Allah.
Asalkan kedua orang tuaku bahahia, itu sudah lebih dari cukup. Semua yang Kau berikan setelahnya merupakan bonus atas pencapaianku itu.
Ya Allah, dengar dan kabulkanlah do'aku. Amin.. "